Saturday, July 11, 2015

Prosedur Pemberian Obat Mata

Sediaan obat mata adalah sediaan steril berupa salep, larutan atau suspensi, digunakan untuk mata dengan jalan meneteskan, mengoleskan pada selaput lendir mata di sekitar kelopak dan bola mata.1 Sedangkan menurut Farmakope Indonesia IV, sediaan obat mata terdiri dari: salep mata, larutan, suspensi, dan strip. Dua macam sediaan yang pada umumnya kita jumpai sehari-hari, yakni: salep dan tetes. Keduanya memiliki karakteristik masing-masing, yang mana salep akan berkontak lebih lama dengan permukaan mata dibanding dengan obat tetes. Fungsi obat mata pun bermacam-macam. Pemanfaatannya pada pengobatan infeksi mata, radang, tekanan bola mata yang tinggi, dan juga penyakit mata lainnya. Selain itu obat mata juga ada yang berfungsi sebagai anestesi/bius lokal di area mata. Penetesan ini kerap dilakukan mendahului sebuah prosedur tindakan pada mata. Obat mata juga dapat dipakai  untuk membantu menentukan dan menemukan diagnosis penyakit mata. Dengan obat midriatika misalnya, di mana bagian pupil/anak mata akan dilebarkan sehingga mata bagian dalam (badan kaca, retina/selaput jala) dapat diperiksa dengan lebih teliti dan luas. Contoh lainnya adalah dengan meletakkan strip Fluorescein guna menemukan adanya perlukaan pada kornea.

Gambar 1. Pupil/pusat daerah transparan (lubang hitam)
Gambar 2. Strip Fluorescein

Memberikan obat mata, baik tetes ataupun salep adalah hal yang mudah untuk dilakukan. Meski demikian, ada beberapa hal yang tetap harus kita perhatikan dalam cara pemberian obat. Ini amat penting untuk menjaga efektifitas obat serta kegunaannya dan mencegah timbulnya infeksi baru pada mata. Pemberian obat mata khususnya bagi pasien paska operasi ataupun tindakan lainnya juga pada bayi dan anak mendapat tempat khusus dikarenakan kecenderungan untuk terkena infeksi menjadi lebih tinggi. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan dan kerja sama yang baik antara tenaga kesehatan dengan keluarga. Di sini kami mencoba membagikan beberapa informasi bagaimana prosedur pemberian obat mata dapat dilakukan.


Pemberian obat mata pada umumnya dapat mengikuti prosedur di bawah ini:2,3
1.  Membaca petunjuk obat mata pada kemasan, apakah sudah sesuai nama obat, kegunaan, dan kapan waktu pemakaian obat. Ada beberapa jenis obat tetes mata yang harus dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan.
2. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum memberikan obat mata guna mencegah masuknya kuman.
   
Gambar 3. Mencuci tangan dengan air dan  sabun

3. Sebaiknya duduk di depan cermin dengan penerangan yang cukup supaya bisa melihat apa yang Anda lakukan.
4. Membersihkan mata dari seluruh sisa-sisa air atau kotoran mata dengan kapas lidi basah lembap yang bersih atau menggunakan kassa/kertas tisu bersama air steril. Menyeka kotoran dilakukan dari sudut mata dalam menuju ke arah luar. Gunakanlah satu kapas/kassa/tisu untuk satu kali pembersihan dan selanjutnya memakai yang baru.
5. Membuka tutup botol obat tetes/salep mata dan memastikan tutup botol obat diletakkan pada tempat yang aman dan tidak kotor.
6. Mencondongkan kepala ke belakang.
7. Menarik dengan lembut kelopak mata bawah sehingga terbentuk kantung dan melihat ke atas (ke arah kelopak mata atas).
8. Memegang tube salep atau pipet obat tetes mata, lalu meremas dengan lembut. Perlu diperhatikan, lokasi pemberian obat adalah pada kelopak mata bawah (pada kantung), bukan pada hitam mata.  Jangan sampai ujung tube/botol mengenai mata Anda.

Gambar 4. Meneteskan obat pada kantung mata

             
  Gambar 5. Memberikan salep mata dari sudut mata dalam ke arah luar

9.  Menutup mata dengan lembut selama 1-2 menit dan tidak mengedip. Ujung mata dekat hidung ditekan selama 1-2 menit untuk menghindari masuknya obat tetes ke dalam saluran air mata atau gerakkan bola mata secara berkeliling (masih dengan keadaan tertutup) agar obat dapat menyebar secara merata. Saat meneteskan obat mata, langkah ini diulangi untuk tetesan selanjutnya (misalnya perlu diberikan 4 tetes dalam 1 waktu pemberian obat, maka setiap 1 tetes mata ditutup kembali). Tidak dianjurkan untuk meneteskan secara beruntun (langsung) 4 tetes sekaligus karena memungkinkan obat tidak terdistribusi merata dan dapat terbuang bersama air mata.4
10.   Membersihkan sisa obat yang keluar dari mata dengan tisu bersih.
11.   Mengulangi langkah ini pada mata yang lainnya jika pengobatan untuk kedua mata.
12.   Menutup kembali tube/botol obat. Berhati-hatilah agar jangan sampai ujung tube/botol obat mata tersentuh dengan apapun, termasuk jari Anda.

Gambar 6. Jari tangan tidak boleh menyentuh ujung tube/botol obat

  
13. Menunggu sekitar 3-5 menit setelah menggunakan tetes mata yang pertama jika Anda menggunakan lebih dari satu jenis obat tetes mata.
14.  Mencuci tangan kembali setelah selesai memberikan obat mata.

Orang tua yang ingin memberikan obat mata pada anaknya dapat melakukan beberapa tips berikut ini:2
1.    Menyediakan mainan kesukaan atau memutar lagu kesukaan anak sehingga memberikan obat mata menjadi hal yang tidak menakutkan namun menyenangkan.
2.      Pada bayi yang tetap bergerak-gerak dan menangis, orang tua dapat membalut tubuh bayi dengan selimut lembut dan bersama penolong lain bayi dipegang dengan kuat tanpa menekannya. Dalam memberikan salep ataupun meneteskan obat, diperlukan tambahan penolong untuk menahan posisi kepala bayi dan membuka kantung matanya sehingga pemberian obat dapat dilakukan dengan tepat dan mudah. Penolong dan pemberi obat perlu mencuci tangannya sebelum dan sesudah memakaikan obat.
3.  Pada anak-anak yang sudah lebih mengerti tentang obat, orang tua dapat mulai menjelaskan manfaat obat dengan bahasa yang mudah dimengerti. Anak-anak pun diberitahu, mungkin ada keluhan mata perih saat obat diberikan tetapi tidak berbahaya atau hanya berlangsung sebentar saja.
4.    Orang tua dapat memberi contoh awal bagaimana obat diberikan pada mata sehingga anak lebih mudah membayangkan.
5.  Memberi penghargaan setelah anak diberi obat.  Pada bayi, ibu dapat segera menggendong, memeluk, dan memberikan ASI/susu. Pada anak-anak, diberikan tepuk tangan dan pujian kata hebat/pintar.

Ada beberapa hal yang juga perlu diketahui saat menggunakan obat mata:3
1.  Tidak menggunakan satu obat mata secara bersama-sama (dengan orang lain) dan tidak boleh memakai sisa obat mata milik orang lain.
2.  Menggunakan obat mata sesuai dengan resep dokter. Pada mata merah dan belekan, sering masyarakat langsung mencari obat di apotek. Anda dapat melakukannya namun tetap harus berhati-hati dalam pemberian obat. Hindarilah pemakaian kandungan steroid (Dexamethason, Hidrocortison, Prednison, Metil prednisolon) pada obat mata tanpa seijin dokter.
3.  Jika Anda pengguna lensa kontak, jangan memakainya saat menggunakan obat mata kecuali dokter, apoteker atau ahli optik mengizinkannya. Hal ini karena beberapa jenis obat mata mengandung zat yang dapat diserap oleh lensa kontak, yang dapat menimbulkan reaksi pada mata. Jika obat tetes mata mengandung pengawet benzalkonium klorida, Anda harus melepas lensa kontak dan memakainya lagi setelah 15 menit obat diberikan pada mata.5,6 Benzalkonium klorida adalah pengawet pada obat mata yang pada penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan pudarnya warna lensa kontak dan iritasi pada mata.5,6
4.    Jenis obat mata tertentu dapat menimbulkan efek samping pandangan kabur, misalnya pada obat jenis midriatika (Atropin Sulfat, Tropikamid). Anda tidak boleh mengemudi atau mengoperasikan mesin hingga pandangan normal kembali.
5. Sebagian orang merasakan matanya perih setelah menggunakan obat mata. Hal ini biasanya bersifat sementara dan singkat. Namun jika perih berlanjut, atau mata mengalami iritasi, atau setelah pengobatan gejala mata memburuk, segera hubungi dokter.
6.  Jika sedang hamil atau menyusui, Anda tidak boleh menggunakan obat mata kecuali diijinkan dokter. Obat mata dapat memberikan efek merugikan pada janin atau pada bayi yang minum ASI karena obat ini akan diserap ke dalam aliran darah. Anda dapat mencari informasi yang tepat pada kemasan obat. Anda dapat meminimalkan kadar obat yang akan terserap oleh aliran darah dengan cara menekan saluran air mata ketika meneteskan obat, dan tekan terus hingga beberapa menit setelahnya. Saluran air mata adalah bagian sudut mata yang paling dekat dengan hidung.
  
Gambar 7. Sudut mata dalam (punktum) dan saluran air mata

  
7.      Sebagian obat mata harus disimpan di lemari pendingin. Baca kembali petunjuk pada kemasan.
8.     Jangan pernah menggunakan obat mata yang kadaluarsa karena obat itu tidak lagi efektif dan bisa saja sudah terkontaminasi oleh kuman yang lain. Umumnya, obat tetes mata dalam wadah botol berukuran 15 ml tidak boleh digunakan lagi setelah satu bulan sejak dibuka dan obat tetes mata dalam wadah minidose hanya bisa digunakan maksimal 3 hari saja semenjak wadah dibuka. Baca kembali petunjuk pada obat tetes mata dan tuliskan tanggal kapan Anda membukanya sehingga tahu kapan harus membuangnya.
  
Gambar 8. Sediaan obat tetes mata mini dose

                 
9.      Jangan sembarangan membuang obat mata karena itu adalah bahan kimia.
10. Jika lupa memberikan obat  mata, segera berikan pada saat Anda ingat, kemudian lanjutkan waktu pengobatan seperti biasa. Namun jika jarak pemberian berikutnya sudah terlalu dekat, lebih baik tinggalkan saja.
11. Selalu menggunakan obat sesuai dengan saran dokter atau sesuai dengan petunjuk pada kemasan, jangan menggunakan lebih dari yang direkomendasikan.
12.   Jauhkan obat mata dari jangkauan anak-anak.
13.   Obat tetes mata tidak boleh diminum. Segera hubungi dokter jika anak meminumnya.


DAFTAR PUSTAKA
1. https://dhadhang.files.wordpress.com/2013/10/sediaan-mata.pdf
2. Mason Ingrid, Stevens Sue. Instilling eye drops and ointment in a baby or young child.
   Community Eye Health Journal. 2010 Mar; 23(72): 15,
   http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2873669/, 25 Juni 2015
3. http://www.medkes.com/2014/09/cara-menggunakan-obat-tetes-mata.html
4. http://www.google.de/imgres?imgurl=http://4.bp.blogspot.com/
    -AWyoEn0Sr5A/UKS7UYBQKzI/AAAAAAAAATI/NwdJtv8JUvQ/s1600/u4atetesmata.jpg
    &imgrefurl=http://iefha-myispiration.blogspot.com/2012/11/cara-menggunakan-tetes-mata
    dengan-benar.html&h=461&w=384&tbnid=uAAc0iClOnG_BM:&zoom=1&tbnh=
    97&tbnw=81&usg=_1A8iE2NFSJws7757ohqt-mvKYzQ=&docid=KKYpr7ydqbUVIM
5. www.dehacare.com/Braito-Tetes-Mata-P730-1html
6. www.medicines.org.uk/emcmobile/

Thursday, June 25, 2015

Mengenali Sediaan Obat Tetes Mata


Banyaknya pilihan obat tetes pada saat mata memiliki masalah mewarnai kehidupan masyarakat di zaman sekarang ini. Penggunaan obat tetes mata pun terbagi sesuai dengan keperluan yang sedang dihadapi. Di ibukota yang terkenal sibuk dan ramai seperti Jakarta, besar kemungkinan dapat ditemui konsumsi obat tetes mata yang berguna untuk menghindari kekeringan pada mata akibat tingginya penguapan udara ataupun kerja berjam-jam di depan komputer dan ruangan ber-AC. Begitupun dengan daerah pertanian dan pantai, masyarakat memerlukan obat atau air mata buatan untuk melindungi mata akibat pengaruh sinar matahari dan angin yang cukup kencang. Suatu daerah yang padat penduduknya dengan lokasi perumahan berdempetan, angka infeksi mata dapat meningkat dengan tajam dikarenakan tingginya angka penularan. Kasus alergi yang bertambah di saat musim tertentu sudah pasti akan meningkatkan pemakaian obat tetes mata. Pada kelompok usia di atas 40 tahun dapat dijumpai pula pemakaian obat tetes mata lebih banyak untuk mengatasi masalah tekanan bola mata atau glaukoma.1 Tingginya konsumsi obat tetes mata ini membuat kita lebih peduli untuk mengenali obat tetes mata guna terpeliharanya kesehatan mata, indera penglihatan yang amat berperan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Di dalam Farmakope Indonesia edisi IV disebutkan larutan obat mata adalah larutan steril bebas partikel asing yang merupakan sediaan, dibuat dan dikemas sedemikian rupa sehingga sesuai untuk digunakan pada mata. Pembuatan obat larutan mata membutuhkan perhatian khusus dalam tonisitas bahan obat, nilai isotonis, kebutuhan akan dapar, kebutuhan pengawet, sterilisasi, dan kemasan yang tepat.  Di Indonesia, obat tetes mata kini tersedia dalam 2 sediaan, yakni botol (dosis ganda) dan mini dose (dosis tunggal).2,3,4

Gambar 1. Sediaan mini dose

Kedua sediaan ini secara umumnya berada pada wadah plastik yang pengunaannya aman berdasarkan persyaratan yang tercantum di Farmakope Eropa, yakni: wadah yang tidak menguraikan/merusak sediaan akibat difusi atau perpindahan obat ke dalam bahan wadah dan sebaliknya wadah tidak melepaskan zat asing ke dalam sediaan. Wadah plastik ini memiliki beberapa keuntungan; selain murah, ringan, dan mudah digunakan namun juga lebih tahan terhadap kontaminasi karena menggunakan teknik built-in dropper pada proses kemasan. Wadah plastik fleksibel ini terbuat dari polietilen atau polipropilen sehingga disterilkan dengan iradiasi atau etilen oksida di mana memiliki reaktivitas kimia lebih rendah. Adapun kekurangan dari wadah plastik adalah dapat menyerap pengawet dan mungkin permeabel terhadap senyawa volatil, uap air, dan oksigen. Selain itu bila disimpan dalam jangka waktu lama, dapat terjadi hilangnya pengawet sehingga produk menjadi kering dan teroksidasi.4
                                    

Gambar 2. Penutup berulir steril   
Gambar 3. Botol 15 ml
                                        
Larutan mata sebaiknya digunakan dalam unit kecil. Isi yang terdapat dalam wadah tidak pernah lebih besar dari 15 ml. Botol 7,5 ml adalah ukuran yang menyenangkan untuk penggunaan larutan mata. Penggunaan wadah kecil seperti sediaan mini dose digunakan untuk pengobatan mata jangka pendek dan dapat meminimalkan jumlah pemaparan kontaminasi. Setiap wadah ganda (dosis ganda) telah dilengkapi dengan penetes langsung atau dengan penetes penutup berulir steril yang dilengkapi dengan pipet karet/plastik. Kita tetap harus berhati-hati terhadap obat tetes mata yang penggunaannya untuk jangka waktu lama karena kemungkinan tumbuhnya kuman Pseudomonas aeruginosa lebih besar.4,5

Scoville menyebutkan, Pseudomonas aeruginosa (B. pyocyaneus; P. pyocyanea; Blue pas bacillus) ini merupakan mikroorganisme berbahaya dan oportunis, tumbuh baik pada kultur media yang menghasilkan toksin dan zat/produk antibakteri, cenderung untuk membunuh kontaminan lain dan menjadikan Pseudomonas aeruginosa untuk tumbuh pada kultur murni. Bacillus atau kuman gram negatif ini menjadi sumber dari infeksi yang serius pada kornea (keratitis dan ulkus) sampai dapat menyebabkan kehilangan penglihatan dalam waktu 24-48 jam.2,5,6 Selain itu, kontaminasi bakteri lainnya turut mempengaruhi perubahan asam basa atau pH larutan yang dapat menurunkan kemampuan obat.6

Gambar 4. Keratitis oleh Pseudomonas Aeroginosa

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh pengguna obat tetes mata adalah label obat. Ada baiknya kita selalu melihat label batas waktu sediaan tersebut tidak boleh digunakan lagi terhitung mulai wadah pertama kali dibuka dan tetap memperhatikan kapan waktu kadaluarsa obat.7 Dari survey yang dilakukan oleh Stevens dan Matheson, dilaporkan bahwa dari 216 botol obat mata yang dibawa pulang oleh pasien, 5 di antaranya terkontaminasi oleh bakteri. Penelitian ini memberikan sebuah saran baru mengenai lama waktu yang paling aman untuk menggunakan obat tetes mata pada wadah yang sudah dibuka, yaitu 72 jam.8

Demikian uraian singkat mengenai pilihan sediaan obat tetes mata, semoga bermanfaat bagi kita. Untuk bahan diskusi selanjutnya, Anda dapat membaca Prosedur Meneteskan Obat Mata dan Penggunaan Obat Tetes Mata yang Berlebihan. (intan)


DAFTAR PUSTAKA
  1. Affandi ES. Some data on primary glaucoma at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. Ophthalmologica Indonesiana 1986; 10(1): 2–7
  2.  http://fakfarmasiuit.blogspot.de/2012/06/tekno-iii-tp.html, 22 Juni 2015
  3.  Ditjen POM, (1995), Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.
  4.  http://de.slideshare.net/gueste9e94ae/tetes-mata, 22 Juni 2015
  5. Jenkins, G.L., (1969), Scoville’s:The Art of Compounding, Burgess Publishing Co, USA.
  6. Nentwich MM. Microbial contamination of multi‐use ophthalmic solutions in Kenya, British Journal of Ophthalmology 2007; 91(10):1265-1268, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2000994/ 22 Juni 2015
  7. Wessels I F, Bekendam P, Calvin W S. et al Open drops in ophthalmology offices: expiration and contamination. Ophthalmic Surg Lasers 199930540–546.546 [PubMed]
  8. JD Stevens, MM Matheson. Survey of the contamination of eyedrops of hospital inpatients and recommendations for the changing of current practice in eyedrop dispensing. British Journal of Ophthalmology, 1992,76, 36-38, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC504146/ 22 Juni 2015

Sunday, June 21, 2015

Selamat Datang!

Selamat datang di blog kesehatan Sola Green. Di sini kami berbagi informasi seputar dunia kesehatan yang diharapkan dapat berguna bagi Anda dalam hidup sehari-hari. Selamat membaca dan menikmati topik-topik yang tersaji. Salam Sola Green.